Sabtu, 25 Agustus 2012

suka cita melayani tuhan


Setiap Minggu pagi lelaki tua bertopi hitam itu selalu mondar mandir di sekitar gereja GBI Pasirian dan halaman pastori. Bukan tanpa tujuan. Kakek tua berkacamata minus tsb sedang bertugas menjaga barisan kendaraan di area parkiran. Memang jumlah kendaraan jemaat setiap Minggu meluber. Untuk mengatur kerapian dan menjaga keamanan, diperlukan petugas parkir. Tugas itulah yang dipercayakan oleh gereja kepada Pak Misto (70).

Mengawali percakapannya dengan Tim CMM, pria beranak 7 orang (2 meninggal), mengaku bahwa dia mulai bekerja di GBI sejak bangunan gereja direhab total. Rehab dari gereja berdinding bambu menjadi gereja yang semegah sekarang. “Awalnya, aku menjadi kuli bangunan di gereja ini. Begitu pun dalam pembangunan pastori, aku ikut andil di dalamnya sebagai tenaga bangunan. Sampai akhirnya aku dipercaya menjadi penjaga malam dan tukang kebun gereja dan pastori. Semua pekerjaan yang dipercayakan kepadaku, aku lakukan dengan suka cita,” cerita Pak Misto mengenang.

Karena faktor usia, untuk tugas berjaga malam tidak lagi dia lakukan. Kini kakek bercucu 12 orang ini hanya fokus menjadi petugas parkir saja. Sunggupun demikian, kalau gereja membutuhkan tenaganya untuk acara lain, dia selalu siap untuk  membantunya. Menurutnya, selama menjadi tukang parkir hanya satu kali dia kecolongan dengan kendaraan yang dijaganya. Ceritanya, suatu hari ada  tamu tak diundang menginap beberapa hari  di pastori. Saat ibadah berlangsung, tiba-tiba si tamu misterius tersebut mengambil salah satu sepeda milik pastori. Tanpa curiga apapun dibiarkannya saja sepeda itu dibawa. Sampai sekarang orang itu tidak pernah muncul bersama sepedanya.

Sebagai tukang parkir kendaraan di gereja, waktunya memang tidak terbatas pada hari Minggu pagi dan Jumat malam saja. Di samping  ibadah rutin, Jumat dan Minggu, dia tetap ditugaskan gereja untuk menjaga kendaraan apabila gereja ada acara ibadah yang lain. Tak hanya sebagai tukang parkir, dia juga mengantarkan jemaat dari area parkiran ke pintu gereja jika turun hujan dengan meminjami payung. Menyeberangkan anak-anak sekolah Minggu yang berseliweran di jalan dari gereja ke pastori. “Aku baru akan pulang, setelah semua sepi tidak ada orang. Setiba di rumah aku  pergi ke sawah,” tutur kakek yang rumahnya hanya berjarak 500 meter dari gereja.

Bagaimana dengan pengalaman rohaninya? Saat ditanyakan hal ini kepadanya, pria kelahiran asli Pasirian ini hanya tersenyum simpul. Menurutnya, meskipun dia tidak seiman dengan warga jemaat, namun dia melihat kerukunan dan kebaikan jemaat sangat luar biasa. Perhatian gereja serta jemaat selama ini dia rasakan cukup menguatkan untuk terus melayani pekerjaan Tuhan di tempat ini. “Pokoknya aku selalu ada suka cita dengan pekerjaanku. Aku sudah tua, harus kerja apa lagi kalau tidak seperti ini. Aku yakin, pekerjaan yang kulakukan selama ini adalah karena adanya kasih anugerah Yang Maha Kuasa” ujarnya polos.

Misto adalah sosok tegar dalam menjalani kerasnya kehidupan yang terjadi pada masa kini. Namun dengan ketulusan melayani Tuhan, seberat apapun pekerjaannya dan setua apapun usianya, kakek tua ini bertekad untuk bekerja sebaik-baiknya. Bekerja dengan penuh suka cita. Sungguh, motivasi kehidupannya patut menjadi teladan bagi kita untuk mensyukuri kasih karunia Tuhan. Semoga. (Tim CMM/Mws/bambangmws.blogspot.com)

1 komentar: