Postur
badannya tegap
perkasa. Kulitnya hitam manis. Kumis tipis menghias di atas bibirnya.Karakternya
pendiam. Tetapi bila kita sudah mengenalnya, ternyata bapak 3 anak ini orangnya supel
serta enak
diajak ngobrol. Lantas, siapakah nama pria yang juga warga jemaat GBI Pasirian
ini? Saat Tim CMM mewawancarainya, dengan senyum ramah lelaki bernama lengkap
Warok Budiono (42) itu sangat berkenan hati.
Mengawali
percakapan, Pak Budi, demikian dia akrab disapa menuturkan bahwa nama Warok Budiono
adalah asli pemberian orang tuanya. “Warok artinya jagoan. Dulu ketika masih
sekolah di ST (Sekolah Tehnik/STM) Lumajang, aku sering terlibat duel dengan
sesama teman. Pokoknya, bagiku tiada hari tanpa berkelahi,” kenangnya. Sejarah namanya
memang tidak terlepas dari ambisi sang ayah yang menginginkan Warok Budiono
menjadi seorang jagoan. Ayahnya sendiri pun seorang pendekar silat berilmu kanuragan tinggi.
“Sebelum aku mengenal Yesus,
tubuhku diwarisi
ilmu kuasa gelap
oleh kakek dan ayahku.
Berbekal ilmu tersebut,
saat aku dikeroyok 3 perampok hanya celanaku saja yang robek kena tebasan golok
sang perampok. Peristiwa itu terjadi di dalam bus ketika bus yang kunaiki dari
Jakarta melewati Alas Caruban Madiun. Di dalam bus yang sepi penumpang itulah,
mereka mau merebut tasku,” cerita pria yang kakek buyutnya masih berdarah
Kraton Yogya.
Kini
semua ilmu
kekebalan tubuh yang dia miliki sudah dibuang jauh-jauh. Puncaknya, ketika dia diajak temannya mengikuti sebuah ibadah KKR
akbar di kota Lumajang yang dilayani seorang pendeta asal Amerika. “Menurut temanku,ketika terjadi pelepasan ilmu kanuraganku, dia seperti melihat kepulan asap
kuning keluar dari tanganku. Pendeta Amerika mendekat dan melepaskannya dengan kekuatan
doa. Ketika kuasa gelap yang mengikatku terlepas, seketika aku tak sadarkan
diri. Begitu siuman, ternyata aku sudah dirubung banyak jemaat dan mereka saling mendoakanku,”
pengakuannya polos.
Pria yang
bekerja sebagai sopir angkut pasir di Pantai Bambang Pasirian ini menjadi pengikut
Kristus tidak sedari
kecil. Pertobatannya diawali dengan sebuah mimpi aneh. Dalam mimpi dia menerima
buku besar dan sangat berat dari seseorang yang belum dikenalnya. Saking beratnya,
dia nyaris tak kuat
mengangkatnya. Ternyata setelah ditelusuri ke sana kemari, buku besar itu ialah Alkitab. Dan, seseorang yang
memberinya tersebut adalah budhe dari calon istrinya. Padahal, dia belum pernah melihat dan mengenal wajah
budhe dari calon istrinya.
Semenjak mengiring Yesus kehidupan Pak Budi
dipulihkan. Hobi berkelahi telah diubahkan Tuhan dengan hobi mengikuti
kebaktian dan kegiatan doa. Ilmu kanuragannyaoleh Tuhan telah diganti dengan ilmu
mengasihi sesama. “Kehidupanku benar-benar dipulihkan. Ikut Tuhan itu damai dan
nyaman. Aku tidak punya musuh lagi sebab aku telah melepaskan pengampunan. Malah aku mengalami banyak pertolongan serta berkat Tuhan,” ujar pria
kelahiran Tempeh ini menyakinkan kesaksiannya terhadap cinta kasih Tuhan.
Menempati rumah
sendiri di Condro Pasirian, pria yang pernah digembleng di arena Pria Sejati ini hidup
bahagia bersamakeluarga tercinta. Istrinya, Ibu Dina Koeshartatik (39) adalah Guru TK Kr. Pelangi Kasih Pasirian.
Ketiga anaknya: Stivanus Surya K (lk) bersekolah di SMAN Pasirian, Martinus
Candra K(lk) duduk di kelas 6 SD Pelangi Kasih, dan anak ketiga, Yemima Natasya
K (pr) masih
duduk di TK Pelangi Kasih. Dalam keluarganya, Pak Budi selalu mengarahkan
anak-anaknya untuk cinta Tuhan.“Yesus adalah nahkoda keluargaku. Dengan rajin ke gereja,
berdoa, dan berbuat seturut kehendak-Nya,Tuhan Yesus akan menahkodai kapal rumah tanggaku
dengan nyaman dan damai,” tegasnya pada akhir wawancara. (Tim
CMM/Mws/bambangmws.blogspot.com)